jeritan hati

Ia berteriak keras, memaki maki pada sang Kuasa meminta jawaban atas semua jalannya yang buntu. Meminta penjelasan atas setiap luka yang ia terima bertubi tubi di dalam hidupnya yang fana ini.. Tuhan tetap diam, tak menjawab apapun. Ia semakin meronta ronta, matanya penuh kebencian dan amarah kepada Tuhan. Pertanyaan yang ia teriakkan masih sama, dan Tuhan pun tetap terdiam. Kini air mata mulai menghiasi pipinya, dan dia pun berkata 'Tuhan, maafkan aku yang memakimu yang meneriakimu'
Tuhan menjawab 'Itu hanyalah luapan amarahmu, kau berhak untuk itu'
'Tuhan, maafkan aku atas segala perbuatanku yang telah ku lakukan' Ia berkata lagi
'Setiap yang hidup akan selalu melakukan kesalahan, hanya bagaimana kau belajar dan menerimanya agar tak melakukannya lagi' Tuhan menjawab
"Tuhan, maafkan aku yang sudah meninggalkan dan melupakanmu' Ia berkata lagi
"Setiap orang akan melupakan dan meninggalkan ketika ia telah merasakan kebahagiaan, untuk itu bertahan lebih susah dan sebelum kau menyadari setiap kesalahan yang kau lakukan aku telah memaafkanmu' Tuhan menjawab
'Tuhan, kini aku percaya dan ikhlas atas apa yang telah kau suratkan. Kuterima semua ini Tuhan tetapi, jika aku mendapatkan kesedihan ijinkanlah aku untuk menangis, jika aku merasakan kemarahan ijinkan aku untuk melampiaskannya dengan menyebutkan asmaMu dan kubasuhkan air wudhu. Setelah itu aku akan melupakan semuanya dan berjalan terus kedepan, menjadikan semua itu pendewasaan dan kekuatan untuk menjalani ujian yang kau berikan lagi Tuhan. Ijinkalah..' Ia berkata
Tuhan kembali diam dan meninggalkannya sendiri bersama ketenangan yang baru saja ia dapatkan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

💪

Percaya