jeritan hati
Ia berteriak keras, memaki maki pada sang Kuasa meminta jawaban atas semua jalannya yang buntu. Meminta penjelasan atas setiap luka yang ia terima bertubi tubi di dalam hidupnya yang fana ini.. Tuhan tetap diam, tak menjawab apapun. Ia semakin meronta ronta, matanya penuh kebencian dan amarah kepada Tuhan. Pertanyaan yang ia teriakkan masih sama, dan Tuhan pun tetap terdiam. Kini air mata mulai menghiasi pipinya, dan dia pun berkata 'Tuhan, maafkan aku yang memakimu yang meneriakimu' Tuhan menjawab 'Itu hanyalah luapan amarahmu, kau berhak untuk itu' 'Tuhan, maafkan aku atas segala perbuatanku yang telah ku lakukan' Ia berkata lagi 'Setiap yang hidup akan selalu melakukan kesalahan, hanya bagaimana kau belajar dan menerimanya agar tak melakukannya lagi' Tuhan menjawab "Tuhan, maafkan aku yang sudah meninggalkan dan melupakanmu' Ia berkata lagi "Setiap orang akan melupakan dan meninggalkan ketika ia telah merasakan kebahagiaan, untuk it...